Sebelum dibahas Apa itu
Sistem inventory dan sales ada baiknya kita bahas terlebih dahulu mengenai
pengertian umum suatu persediaan.
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu
perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu
mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan
pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila
keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar
daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.
Adapun menurut Sofjan Assauri
(1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut :
“ Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha yang normal “.
Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Dalam perusahaan
perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory (persediaan), yang
mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “Merchandise Inventory”
(persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan persediaan barang yang
selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami
proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan
bentuk dari barang yang bersangkutan.
Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan
biaya-biaya. Biaya-biaya yang ditimbulkannya tersebut dapat berupa biaya tetap
dan biaya variable. Menurut Bambang Rianto (1995) menyatakan
bahwa untuk tujuan perencanaan besarnya persediaan kita hanya memperhatikan
yang variabelnya saja dari biaya-biaya persediaan tersebut yang secara langsung
akan terpengaruh oleh rencana tersebut.
Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat
digolongkan kedalam :
1.
Procurement atau Ordering Cost
Ordering cost adalah
biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang terdiri
dari :
(1) Biaya selama proses pesanan
a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
(2) Biaya pengiriman pesanan
(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan
a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang
b. Pemeriksaan material yang diterima
c. Mempersiapkan laporan penerimaan
d. Mencatat kedalam “Material Record Card”
(4) Biaya-biaya processing pembayaran
a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan
dengan pesanan yang asli
b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran
c. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya
2. Carrying Cost
Carrying cost adalah
biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan. Penentuan besarnya
carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ” (persediaan rata-rata), dan
biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average
inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam carrying cost adalah :
(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang
(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk
kemungkinan rusak
(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang
dibeli
(4) Biaya asuransi
(5) Biaya modal
(6) Biaya absolescence
(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
Lalu
bagaimana dengan Pengertian Apa itu Sistem inventory dan sales?
Mudah
sebenarnya, anda perlu ingat baik-baik bahwa seluruh pencatatan tadi diatas
dilakukan oleh sistem integrasi komputer yang menghemat kertas, waktu dan juga operational
cost lainnya. Sehingga hilanglah kasus dan juga kekurangan-kekurangan pada
proses pencatatan manual dikarenakan kini telah berganti menjadi sebuah
integrasi sistem berupa software aplikasi pada komputer seperti yang tergambar di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar